Pages

Jumat, 12 Juli 2013

Shallat Tarawih dan Shallat Witir bagi Wanita

Salah satu dalil tentang shalat tarawih, Abu Salamah bin Abdul Rahman memberitahu bahawa beliau bertanya kepada Siti Aisyah r.a tentang shalat (malam) Rasulullah Saw di dalam bulan Ramadhan, maka beliau Siti Aisyah r.a, menjawab:
“Tidak pernah Rasulullah Saw. melebihi (shalatnya) dalam bulan Ramadhan, atau selainnya, dari sebelas (11) rakaat, beliau shalat empat (4) rakaat, tidak perlu tanyalah bagaimana cantiknya dan panjangnya, kemudian beliau shalat pula empat (4) rakaat, tidak perlu tanyalah, bagaimana cantiknya dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga (3) rakaat (witir), bertanya Siti Aisyah r.a adakah Rasulullah s.a.w tidur sebelum shalat witir? Maka jawab (sabda)nya, wahai Aisyah r.a sungguhnya kedua mata saya tidur, tetapi hati saya tidak tidur.”
*Wallahu a’lam.*

Kita ketahui bahwa shallat berjamaah di masjid lebih utama dari pada shallat sendirian. Tapi bagi wanita, jika menimbulkan godaan ketika keluar rumah (ketika melaksanakan shalat tarawih) di masjid, maka shalat di rumah lebih utama bagi wanita daripada di masjid. Hal ini berdasarkan hadits dari Ummu Humaid, istri Abu Humaid As Saa’idiy. Ummu Humaid pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata bahwa dia sangat senang sekali bila dapat shalat bersama beliau. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلاَةَ … وَصَلاَتُكِ فِى دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاَتِكِ فِى مَسْجِدِ قَوْمِكِ وَصَلاَتُكِ فِى مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاَتِكِ فِى مَسْجِدِى

”Aku telah mengetahui bahwa engkau senang sekali jika dapat shalat bersamaku. ... Shalatmu di rumahmu lebih baik dari shalatmu di masjid kaummu. Dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik daripada shalatmu di masjidku.”

Shallat di masjid baik dan lebih utama bagi wanita hanya jika dia mengikuti syarat-syarat di bawah ini:
  • memakai pakaian yang menutup aurat, hanya muka dan telapak tangan yang boleh terlihat,
  • tidak menggunakan wangi-wangian, berbeda dengan laki-laki yang sebaliknya dianjurkan memakai wangi-wangian,
  • tidak berkhalwat (berdua-duan) dengan yang bukan mahromnya,
  • menjaga sikap dan ucapannya,
  • mendapat keutamaan lebih ketika ia datang ke masjid dibandingkan ketika dia shallat ssendiri di rumah,
  • meluruskan niat hanya untuk mencari ridho Allah SWT.
Tata cara melaksanakan shallat tarawih sendiri tidak berbeda dengan shallat tarawih yang dilaksanakan secara berjamaah di masjid.  Yang berbeda hanyalah niatnya..

Lafaz niat shalat tarawih dan shalat Witir

a. lafaz niat shalat tarawih
ﺃُﺻَﻠِّﻲْ ﺳُﻨَّﺔَ ﺍﻟﺘَّﺮَﺍﻭِﻳْﺢِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ
ﻟِﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
usholli sunnatattarawihi rak’ataini lillahi ta’ala
Artinya: Saya niat sholat tarawih dua
rokaat karena Allah ta’ala.

b. Lafaz niat shalat Witir 2 rakaat
ﺃُﺻَﻠِّﻲْ ﺳُﻨَّﺔَ ﺍﻟْﻮِﺗْﺮِ ﺭَﻛْﻌَﺘَﻴْﻦِ
 ﻟِﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
usholli sunnatal witri rak’ataini lillahi ta’ala
Artinya: Saya niat sholat witir dua rokaat karena Allah ta’ala.

c. Lafaz niat shalat Witir 1 rakaat
ﺃُﺻَﻠِّﻲْ ﺳُﻨَّﺔَ ﺍﻟْﻮِﺗْﺮِ ﺭَﻛْﻌَﺔً
ﻟِﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
usholli sunnatal witri rak’atan lillahi ta’ala
Artinya: Saya niat sholat witir satu
rokaat karena Allah ta’ala.

d. Lafaz niat shalat Witir 3 rakaat
ﺃُﺻَﻠِّﻲْ ﺳُﻨَّﺔَ ﺍﻟْﻮِﺗْﺮِ ﺛَﻠَﺎﺙَ ﺭَﻛَﻌَﺎﺕٍ
ﻟِﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
usholli sunnatal witri tsalatsa raka’atin lillahi ta’ala
Artinya: Saya niat sholat witir tiga rokaat karena Allah ta’ala.

Rabu, 10 Juli 2013

Tata Cara Mengerjakan Shalat Dhuha


Berikut tata cara melaksanakan shalat Dhuha :
1. Berniat untuk melaksanakan shalat sunnah dhuha

أُصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَي رَكْعَتَين ِللهِ تَعَاليَ
Ushalli Sunnatadh-Dhuha rak'ataini lillahi ta'alaa, Allahu Akbar

Artinya :
"Aku berniat shalat Sunnah Dhuha dua raka'at karena Allah Ta'alaa.

2. Raka'at pertama, Membaca surah Al-Fatihah dan membaca surah Asy-Syams (QS:91) [membaca Surah Al-Kafirun (QS:109) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha].

3. Raka'at kedua, Membaca surah Adh-Dhuha (QS:93) atau cukup dengan membaca Al-Ikhlas (QS:112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.

Catatan :
Rukuk, I'tidal, Sujud, Duduk diantara dua sujud, Tasyahud dan Salam dilakukan sama sebagaimana tata cara pelaksanaan shalat fardhu.

Keterangan Surah-surah:
#Asy-Syams

#Al-Kafirun

 #Adh-Dhuha

 #Al-Ikhlas


4. Setelah shalat Dhuha bacalah Do'a.
Pada dasarnya do'a setelah shalat Dhuha dapat menggunakan do'a apapun, Do'a yang biasa dilakukan oleh Rasulullah selepas shalat Dhuha adalah :


اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَى ضَحَاؤُك وَالْبَهَا بَهَاؤُك وَالْجَمَالُ جَمَالُك وَالْقُوَّةُ قُوَّتُك وَالْقُدْرَةُ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةُ عِصْمَتُك اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضَحَائِكَ وَبِهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْت عِبَادَك الصَّالِحِينَ
Allahumma innad dhuhaa-a dhuha-uka, wal bahaa-a baha-uka, wal jamaala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka. Allahumma in kaana rizqii fis samaa-i fa-anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu'siron fa yassirhu, wa in kaana harooman fathohhirhu, wa in kaana ba'iidan faqorribhu, bihaqqi dhuhaa-ika, wa bahaa-ika, wa jamaalika, wa quwwatika,wa qudrotika, aatinii ma atayta 'ibaadakas shoolihiin.

Artinya :
"Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu adalah waktu-Mu, dan keagungan itu adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu.
Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan, dan kebesaran-Mu. Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang sholeh".